Selasa, 22 Maret 2011

Seorang Guru Ngaji


Seorang guru ngaji...mungkin harus menyerahkan segala kehormatannya kepada dunia. Ketika sebuah penghargaan dipertanyakan ? Ketika perut yang lapar tidak mampu lagi untuk menahannya ? atau.... ?

Beliau melepaskan anak-anak didiknya kepada guru ngaji yang lain, karena beliau kini harus “jaga warnet”!
Betapa sebuah profesi sebagai guru ngaji hanyalah prestise semu tanpa penghargaan yang nyata, karena,  menjaga warnet lebih masuk akal untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya.

Potensinya yang sangat besar untuk berdedikasi di dunia pendidikan harus berhenti. Tapi semoga saja ia memiliki ide lain yang lebih besar dan cerdik untuk menjadi seorang guru ngaji yang sangat berdaya.

Namun, saya tetap berharap...kepada lembaga2 yang berani menamakan dirinya Baitul Maal untuk lebih memperhatikan beberapa kasus yang mungkin mirip dengan sang guru ngaji ini. 

Ini adalah keadaan nyata yang saya dapat di keseharian hidup saya, walopun mungkin hanya ini yang mampu saya ceritakan dengan segala kekurangan saya sebagai penulis blog, ;)

About Me

Foto saya
mmm...apa yah... pemalu tp malu2in penyendiri tp suka berteman pendiam tp bawel rada ketus tp penyayang... etc. :)