"Hari ini apa yang kamu ingat tentang ayahmu di masa hidupnya?"
"Ayahku senang memasak. Penciuman dan lidahnya peka pada bumbu masakan. Suatu hari, kali pertama kami sekeluarga mencoba risotto di salah satu restaurant. Besoknya, beliau memasak risotto di rumah dengan rasa yang 90% hampir sama dengan di restaurant yang kami kunjungi sebelumnya. Risotto, martabak telor, nasi goreng, beef teriyaki, ikan bakar dan masih banyak beberapa masakan yang gak tau namanya tapi lezat sering menjadi menu andalan beliau ketika bosan dengan menu sehari-hari.
Bahkan, ibuku pun bisa memasak karena diajarkan beliau lho, xixixi....
Seleranya tinggi dalam menilai masakan. Saat itu, aku masih SD...pertama kalinya aku makan sop buntut yang lezaaaaaaaaaattttttttt banget. Dan itu bukan di dapat dari sebuah restaurant, namun hanya warung sop buntut kecil yang ada di Sumedang sana. Sayang, warung itu tutup karena pemiliknya sudah tua dan tidak diteruskan oleh anak2nya. Tapi, sampai saat ini aku belum menemukan lagi sop buntut yang selezat sop buntut kesukaan ayahku itu.
Beliau juga yang memperkenalkan aku dengan beberapa masakan Eropa, salah satunya Lasagna. Entah dari mana beliau dapat referensi tentang masakan yang saat itu masih belum populer di lingkungan keluarga kami. Tapi sayang, karena saat itu restaurant atau cafe2 berbau pasta masih belum populer di Bandung, cafe lasagna langganan ayahku pun tutup. Katanya sih ada yang bilang, memang si empunya yang seorang wanita itu cuma iseng2 buka cafe karena hobi memasak lasagna untuk suaminya. Hmmm....dan sama seperti pengalaman makan sop buntut kesukaan ayahku, sampai saat ini aku belum menemukan lagi lasagna yang seenak itu.
Padahal, kalau diingat2 dari mana sih Bapa (*panggilanku pd beliau) tau tentang masakan2 Eropa? Karena Bapa dari keluarga petani yang bukan dikategorikan sebagai orang kaya, dan pada saat ia muda itu, hanya orang2 terntentu yang bisa merasakan masakan Eropa.
Dulu, ayahku itu pernah menjadi tahanan politik saat masih mahasiswa alias masuk penjara. Kalau tidak salah Bapa termasuk yang mendemo Soeharto pada tahun 1970-an (aku kurang ingat kapan tepatnya itu,hehe). Yaa...pada ngerti sendirilah ya, jaman Soeharto masih jarang yang namanya Demonstrasi, sampai2 para mahasiswa yang di dalamnya termasuk ayahku itu dianggap sebagai pemberontak. Padahal, mereka 'kan hanya ingin menyampaikan aspirasi. Namun, entahlah mengapa situasi saat itu menempatkan para mahasiswa tersebut harus melakukan sebuah aksi demonstrasi. Aku sendiri kurang paham soal politik. Tapi, aku malah tetap bangga punya Bapa yang ex-tapol. Jaman dulu, demo itu masih jarang...karena takut pada Soeharto. Alhamdulillah...ayahku termasuk yang tidak takut Soeharto saat itu padahal dia PNS! Ya, ayahku kuliah sambil bekerja dan tentunya sambil mendemo Soeharto. Pokoknya ayahku seorang pemberani!xixixi... Eh, balik lagi soal masakan... Nah, di penjara itulah ayahku mengenal yang namanya Spaghetti, Pizza, Lasagna dan lain-lain. Beliau sedikit bercerita, saat itu salah satu teman seperjuangannya sering dibawakan masakan2 Eropa oleh orang tuanya. Aku lupa nama teman ayahku itu, yang pasti walaupun ia seorang anak dari kalangan atas namun pribadinya
humble dan dermawan, selalu berbagi makanan saat di sel tahanan. Hmmm...kalau saja aku ingat nama teman ayahku itu dan tau keberadaannya, aku pasti akan mengucap terima kasih karena sudah berbuat baik pada ayahku dulu. Dan karena hal itu juga, aku jadi tau dan gak kampungan sama yang namanya lasagna, hahahahahaha......hhh... Ternyata.... kadang gak harus juga ya cari duit banyak2 cuma untuk memuaskan lidah. Terbukti, di dalam penjara itu ayahku malah banyak mengenal masakan Eropa. (tapi klo cari duit banyak siy teteeeppppp, itu kan cuma "terkadang gak harus", hehehe)."
~sweet memory, saat di bangku SD n SMP~